Sudah lama saya ingin menulis tentang pengalaman
kami pulang kampung tahun lalu. Liburan tahun lalu termasuk yan terlama karena
saat itu bunda baru saja berhenti dari pekerjaan lamanya dan saya juga
mengambil cuti panjang.
Sebelun sebelum keberangkatan semangat pulang
kampung udah terasa dirumah kami. Kami semua berdiskusi untuk membuat list yang
aka kami beli untuk dinikmati diperjalanan, dan juga barang yang akan kami
bawa. Saya juga membuat list yang harus saya bawa pada saat perjalanan ini.
Peta pada GPS hadiah pembelian mobilpun telah saya update dengan versi terbaru.
Saya juga tidak lupa mengumpulkan peta gratis yang di sediakan oleh salah satu
Radio di Jakarta. Menurut saya peta ini sangat informatif sekali memberikan
jarak antar kota, lokasi SPBU, Lokasi dealer. Walaupun iklannya berjibun, saya
terbantu sekali untuk melihat jalur mana yang akan saya lewati nantinya.
Alhamdulillah, dua bulan sebelum lebaran saya juga mendapatkan arisan dari komunitas mobil yang saya ikuti. Rencanya uang hasil arisan ini akan saya belikan roofbox yang bisa dipakai saat pulang nantinya. Setelah mencari-cari di internet saya mendapatkan seller yang akan menjual roofbox hapro roady second. Sebenarnya dia juga menjual sport rack sekalian, berhubung tidak bisa dipasang di mobil saya hanya membeli boxnya saja.
Untuk hari keberangkatan sebelumnya terjadi perdebatan kapan kami akan berangkat pulang kampungpun kami sedikit berdebat dengan bunda, tapi karena bunda mau resign alias berhenti dari kantor lamanya akhirnya dia mengikuti kalau kami akan mulai perjalanan tanggal 01 Juli 2016 dan kembali pada tanggal 15 juli 2016. Yessss it’s a looooong holiday…..
Semimggu sebelum keberangkatan semua peralatan
dan makanan kering yang dibutuhkan telah kami beli. Seperti makanan kecil,
kotak P3K, tabung pemadam kecil dll. Khusus untuk mekanan kecil harus disimpan
terlebih dahulu karena kalau tidak kami mesti membeli lagi. Hihihihi.
The Journey begin….
Pada hari H yaitu tanggal 01 Juli 2016, setelah
sahur saya belum bisa beristirahat sebelum keberangkatan. Karena saya masih
memasang jaring pengaman untuk melindungi radiator dari batu-batu kecil.
Pemasangan sendiri baru selesai sekitar jam 10 pagi dan itu saja dimulai dari
subuh. Setelah pengaman terpasang saya istirahat tidur. Tidak beberapa lama
saya mesti belanja untuk membeli air minum , untuk selama kami diperjalanan.
Sekembalinya dari belanja langsung saya
istirahat kembali. Bunda dan nenek sibuk mempersiapkan makan kami. Kali ini
kami akan membawa dendeng batokok sebagai menu utama kami sedangkan menu
anak-anak adalah ayam goreng bumbu kesukaan mereka…
Setelah menunaikan sholat Ashar kami semua meninggalkan rumah dan menuju tol. Pada perjalanan kali ini anggota mudik kami adalah Saya sebagai Driver, Bunda sebagai Co Driver, Nenek dan Inyik sebagai orang tua kami, Ami dan kakak sebagai tukang rusuh.
Kondisi jalan saat itu sangat lancar sekali
mungkin karena bulan puasa.
Sesudah melewati tomang dan mendekati gerbang tol
karang tengah kondisi jalan agak sedikit tersendat, dan hari agak mendung.
Setelah melewati pintu tol jalan kembali lancar, karena sudah azan magrib
berkumandang kami berhenti di rest area km 67 kalau tidak salah (rest area
terakhir Jakarta-Merak). Kami beristirahat sembari menikmati hidangan berbuka
yang kami bawa.
Selepas makan kami melanjutkan perjalanan menuju
Merak. Berhubung kami pulang jauh hari, kondisi jalanan sangat-sangat lancar.
Hanya hujan deras yang memperlambat perjalanan kami.
Setelah membayar tol Merak kami langsung menuju
pelabuhan Merak untuk menyeberan ke tanah Sumatera. Kami diharuskan membayar
275rb sudah termasuk penumpang. Kami diarahkan ke Dermaga 5 dan hebatnya kami
berada diurutan terdepan pada antrian. Padahal yang lain sudah duluan antri
hehehe.
Kami mendapatkan kapal yang lumayan besar
sehingga mobil kami yang memakai box bisa naik ke lantai 2 kapal. Posisi kami
parkir pun sangat strategis. Dipinggir kapal sehingga keluar masuk mobil tidak
menggangu orang lain.
Sekitar jam 9 malam kapal berangkat menuju
Sumatera. Selama perjalan kami menikmati perjalanan laut dengan santai.
Dilantai atas juga disediakan orkes organ tunggal yang menemani penumpang kapal
diperjalanan laut.
Menjelang kami turun, orang sebelah mobil kami melihat-lihat ke mobil kami. Saya pun membuka kaca mobil. Mereka bertanya kepada kami akan tujuan kami. Saya menjawab kalau kami menuju Bukittinggi. Kebetulannya mereka juga betujuan sama dengan kami. Mereka mengajak kami konvoi. Awalnya mereka akan mengambil Jalur lintas timur. Berhubung kami mengambil lintas tengah, akhirnya mereka juga melewati jalur yang sama.
Perjalanan menuju Bandar Lampung sedikit ramai karena banyak juga kendaraan yang juga baru turun dari kapal. Kondisi jalan menuju Bandar Lampung lebih baik bahkan jauh labih baik dibandingkan dengan kondisi jalan tahun kemarin. Membuat perjalanan kami lebih singkat.
Sekitar jam 1 malam kami sampai di Bandar Lampung. Kami terus berkendara. Kondisi jalan saat itu masih lumayan ramai, karena saat itu malam minggu.
Selepas dari Bandar Lampung jalan sudah mulai sepi da kamipun mempercepat laju kendaraan. Kondisi jalan yang cenderung sepi membuat kami agak sedikit ngebut. Teman konvoi kami berjalan didepan kendaraan kami, karena mereka disupiri oleh supir yang sudah biasa membawa kendaraan Padang Jakarta. Kondisi jalan sepi dan berkelok membuat saya menikmati sekali mengemudi. Semua anggota lain tidur pulas dengan mimpinya. Untuk mengurangi rasa kantuk dari Bekasi saya telah menyiapkan kopi untuk diminum selama perjalanan dan hebatnya itu tidak membantu saya tetap terjaga. Pahitnya permen karet yang membuat saya tetap terjaga dan mengemudi dengan baik.
Menjelang memasuki daerah Bukit Kemuning sekitar jam 3an. Kami berhenti di rumah makan yang lumayan besar. Disana juga banyak kendaraan yang berhenti. Saya bertanya kepada supir didepan. Dia bilang istirahat dan jaga-jaga aja. Ya udah saya langsung tidur didalam mobil.
Ketokan dari luar mobil membangunkan saya, ternyata saya dibangunkan oleh teman konvoi kami. Waktu sekitar jam 4an. Lumayan waktu tidur saya. Saya langsung cuci muka dan olahraga kecil untuk menghilangkan kantuk. Saya melihat ternyata mobil lain juga telah jalan duluan, hanya tersisa beberapa kendaraan lagi yang tertinggal. Entah kenapa saya merasa pank karena ditinggal kendaraan lain hehehe (padahal bukan konvoian kita).
Ternyata ada tambahan konvoi kami dari rumah makan tersebut, akan tetapi mereka tidak lama mengikuti kami. Kami terus bergelut dengan jalanan Sumatra. Kadang hanya kendaraan kami saja yang ada di jalan. Sepi sangat dijalan lintas tengah sumatera. Walau sudah mendekati subuh suasanacerita yang saya dengar dan saya baca kadang membuat saya parno. Karena ada teman diperjalanan saya sedikit terbantu mengilangkan pikiran jelek tersebut.
Saya mengarahkan mobil saya ke mesjid terdekat untuk menunaikan Sholat Subuh didaerah Martapura. Nenek dan Inyiak sudah melakukan sholat selama diperjalanan dan begitu juga dengan bunda. Tinggal saya sendiri yang belum sholat. Sementara saya sholat, bunda buang air di Kamar kecil Mesjid. Cukup lama saya menunggu bunda untuk selesai.
Kami terus berjalan melewati Baturaja – Muara Enim. Setelah melewati Muara Enim kami melewati jalur yang sangat parah. Tahun lalu kami lewati jelek eh tahun sekarang malah lebih jelek lagi jalanannya. Orang seperti mencangkul di jalan, dan tidak terlihat akan diadakan perbaikan pada jalan tersebut. Kami kadang kesulitan untuk memilih jalur yang akan dilewati. Pada saat ini kami bisa melewati teman konvoi kami dan kami terpisah dengan jarak yang lumayan jauh.
Menjelang memasuki Lahat kami berhenti si sebuah SPBU yang juga dilengkapi rumah rakan. Kami bermaksud sekalian menungu teman konvoi dan beristirahat. Ternyata kami tidak bertemu lagi dengan mereka.
Tepat Jam 7 pagi setelah menyelesaikan administrasi hotel kami berangkat menuju Bukitinggi. Kami terlebih dahulu mengisi penuh tangki BBM kendaraan kami sebelum kami berkendara. Perjalanan dari Linggau. menuju Bukittingi merupakan perjalanan favorit saya karena jalanan yang lurus dan lebar. Buat untuk mengetes top speed kendaraan sangat baik disini. Tapi kita harus berhati-hati dengan pemotor dan pengendara sepeda dan juga orang yang menyeberang.
Menjelang kami turun, orang sebelah mobil kami melihat-lihat ke mobil kami. Saya pun membuka kaca mobil. Mereka bertanya kepada kami akan tujuan kami. Saya menjawab kalau kami menuju Bukittinggi. Kebetulannya mereka juga betujuan sama dengan kami. Mereka mengajak kami konvoi. Awalnya mereka akan mengambil Jalur lintas timur. Berhubung kami mengambil lintas tengah, akhirnya mereka juga melewati jalur yang sama.
Perjalanan menuju Bandar Lampung sedikit ramai karena banyak juga kendaraan yang juga baru turun dari kapal. Kondisi jalan menuju Bandar Lampung lebih baik bahkan jauh labih baik dibandingkan dengan kondisi jalan tahun kemarin. Membuat perjalanan kami lebih singkat.
Sekitar jam 1 malam kami sampai di Bandar Lampung. Kami terus berkendara. Kondisi jalan saat itu masih lumayan ramai, karena saat itu malam minggu.
Selepas dari Bandar Lampung jalan sudah mulai sepi da kamipun mempercepat laju kendaraan. Kondisi jalan yang cenderung sepi membuat kami agak sedikit ngebut. Teman konvoi kami berjalan didepan kendaraan kami, karena mereka disupiri oleh supir yang sudah biasa membawa kendaraan Padang Jakarta. Kondisi jalan sepi dan berkelok membuat saya menikmati sekali mengemudi. Semua anggota lain tidur pulas dengan mimpinya. Untuk mengurangi rasa kantuk dari Bekasi saya telah menyiapkan kopi untuk diminum selama perjalanan dan hebatnya itu tidak membantu saya tetap terjaga. Pahitnya permen karet yang membuat saya tetap terjaga dan mengemudi dengan baik.
Menjelang memasuki daerah Bukit Kemuning sekitar jam 3an. Kami berhenti di rumah makan yang lumayan besar. Disana juga banyak kendaraan yang berhenti. Saya bertanya kepada supir didepan. Dia bilang istirahat dan jaga-jaga aja. Ya udah saya langsung tidur didalam mobil.
Ketokan dari luar mobil membangunkan saya, ternyata saya dibangunkan oleh teman konvoi kami. Waktu sekitar jam 4an. Lumayan waktu tidur saya. Saya langsung cuci muka dan olahraga kecil untuk menghilangkan kantuk. Saya melihat ternyata mobil lain juga telah jalan duluan, hanya tersisa beberapa kendaraan lagi yang tertinggal. Entah kenapa saya merasa pank karena ditinggal kendaraan lain hehehe (padahal bukan konvoian kita).
Ternyata ada tambahan konvoi kami dari rumah makan tersebut, akan tetapi mereka tidak lama mengikuti kami. Kami terus bergelut dengan jalanan Sumatra. Kadang hanya kendaraan kami saja yang ada di jalan. Sepi sangat dijalan lintas tengah sumatera. Walau sudah mendekati subuh suasanacerita yang saya dengar dan saya baca kadang membuat saya parno. Karena ada teman diperjalanan saya sedikit terbantu mengilangkan pikiran jelek tersebut.
Saya mengarahkan mobil saya ke mesjid terdekat untuk menunaikan Sholat Subuh didaerah Martapura. Nenek dan Inyiak sudah melakukan sholat selama diperjalanan dan begitu juga dengan bunda. Tinggal saya sendiri yang belum sholat. Sementara saya sholat, bunda buang air di Kamar kecil Mesjid. Cukup lama saya menunggu bunda untuk selesai.
Kami terus berjalan melewati Baturaja – Muara Enim. Setelah melewati Muara Enim kami melewati jalur yang sangat parah. Tahun lalu kami lewati jelek eh tahun sekarang malah lebih jelek lagi jalanannya. Orang seperti mencangkul di jalan, dan tidak terlihat akan diadakan perbaikan pada jalan tersebut. Kami kadang kesulitan untuk memilih jalur yang akan dilewati. Pada saat ini kami bisa melewati teman konvoi kami dan kami terpisah dengan jarak yang lumayan jauh.
Menjelang memasuki Lahat kami berhenti si sebuah SPBU yang juga dilengkapi rumah rakan. Kami bermaksud sekalian menungu teman konvoi dan beristirahat. Ternyata kami tidak bertemu lagi dengan mereka.
Setelah melakukan Isoma kami langsung
melanjutkan Perjalanan menuju titik istirahat kami yaitu Lubuk Linggau. Jarak
sekitar 150km lagi menuju Lubuk Lingau. Sekitar jam 15.40 sore kami sampai di
Kota Lubuk Linggau dan kami berhenti lebih dahulu di warung yang menjual
makanan khas sumatera selatan untu membeli oleh-oleh.
Tepat Jam 7 pagi setelah menyelesaikan administrasi hotel kami berangkat menuju Bukitinggi. Kami terlebih dahulu mengisi penuh tangki BBM kendaraan kami sebelum kami berkendara. Perjalanan dari Linggau. menuju Bukittingi merupakan perjalanan favorit saya karena jalanan yang lurus dan lebar. Buat untuk mengetes top speed kendaraan sangat baik disini. Tapi kita harus berhati-hati dengan pemotor dan pengendara sepeda dan juga orang yang menyeberang.
Perjalanan sangat menyenangkan sekali. Perasaaan
kami yang hampir sampai ke kampung halaman membuat tenaga terisi kembali
setelah 24 jam berkendaraa.
Daerah demi daerah kami lewati. Mulai dari Trawas-Muara Rupit-Sarolangun-Bangko-Muaro Bungo, kami lewati dengan lancar. Kondisi jalan dan tidak terlalu ramai sangat mendukung sekali perjalanan ini. Kmi hanya sesekali tersendat kala memasuki kota, karena ramainya pasar.
Kami berhenti di Gunung Medan di restoran Umega, yaitu restoran yang biasa dijadikan oleh Bus AKAP berhenti. Waktu menunjukkan Jam 13.00 siang. Disini saya menunaikan Sholat dan bunda bertugas membeli makanan (kami masih tidak puasa). Ternyata makanan disini pedas sekali da nikmat sekali beda sekali dengan nasi yang biasa kami beli di jawa.
Setelah menikmati santap siang dan beristirahat, kami semua melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami sudah hampir dekat menuju tujuan. Kami melewati Kotabaru-Pulau Punjung-Sijunjung-Sawahlunto. MUlai memasuki sawahkunto kami banyak melihat orang yang menjual durian di pinggir jalan. Sebenarnya saya ingin membeli tapi kami takut mabuk bau durian. Jadi kami putuskan hanya untuk melihat-lihat.
Daerah demi daerah kami lewati. Mulai dari Trawas-Muara Rupit-Sarolangun-Bangko-Muaro Bungo, kami lewati dengan lancar. Kondisi jalan dan tidak terlalu ramai sangat mendukung sekali perjalanan ini. Kmi hanya sesekali tersendat kala memasuki kota, karena ramainya pasar.
Kami berhenti di Gunung Medan di restoran Umega, yaitu restoran yang biasa dijadikan oleh Bus AKAP berhenti. Waktu menunjukkan Jam 13.00 siang. Disini saya menunaikan Sholat dan bunda bertugas membeli makanan (kami masih tidak puasa). Ternyata makanan disini pedas sekali da nikmat sekali beda sekali dengan nasi yang biasa kami beli di jawa.
Setelah menikmati santap siang dan beristirahat, kami semua melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami sudah hampir dekat menuju tujuan. Kami melewati Kotabaru-Pulau Punjung-Sijunjung-Sawahlunto. MUlai memasuki sawahkunto kami banyak melihat orang yang menjual durian di pinggir jalan. Sebenarnya saya ingin membeli tapi kami takut mabuk bau durian. Jadi kami putuskan hanya untuk melihat-lihat.
Mamasuki kota Solok bensin kendaraan kami sudah
tiris sekali, dan pada SPBU pertama masih diisi ulang. Kameudian saya terus
mencari yang searah dengan perjalanan kami. Tidak beberapa lama kami
menemukan SPBU yang juga sedikit ramai dengan pembeli. Sekalia juga nenek dan
inyiak turun ke kamar kecil. Selesai saya mengisi bensin, saya juga ingin ke
kamar kecil. Saya parkirkan kendaraan ditempat parkir dan menuju ke kamar
kecil. Ketika saya mencuci muka saya, betapa segarnya air didaerah kami.
Setelah melewati kota solok, saya langsung menuju ke pesisir selatan dengan melewati jalan dan tikungan yang curam bernama Sitinjau lauik, pemandangannya indah sekali, bisa melihat laut dan pemandangan kota padang.
setelah sampai di kota padang, saya melanjutkan ke pesisir selatan berjarak 30km dari padang untuk sampai kerumahku di pesisir selatan.
akhirnya saya pun menikmati lebaran di kampung halamanku.